Cerita Dewasa Kuberikan Keperawananku Pada Majikanku


Cerita Dewasa Kuberikan Keperawananku Pada Majikanku - Kisah kali ini merupakan kisahku sendiri, aku tidak berani menceritakannnya pada orang lain. Karena itu aku hanya bisa mencurahkannya pada blog ini, namaku Gina aku seorang gadis yang berasal dari kota kecil. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk pergi merantau setelah lulus dari SMA untuk membantu perekonomian keluargaku, apalagi aku tahu keadaan keluargaku yang serba kekurangan.

Dengan dua adik yang masih sekolah aku ingin membantu kedua orang tuaku, walau tidak ada pengalaman sama sekali keluar kota. Tapi dengan tekadnya aku tetap pergi hanya dengan bermodal sebuah alamat yang aku peroleh dari tetanggaku, katanya disana aku akan mendapat pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga ataupun sebagai pengasuh. Dengan lugunya aku mencari alamat itu.

Meskipun aku melewati masa SMA tapi tidak sekalipun aku mengenal seperti dalam cerita seks layaknya anak muda yang lain. Karena semasa SMA saja aku masih harus membantu ibuku yang menjaga warung dari sepulang sekolah sampai malam hari. Sehingga tidak ada waktu untuk melakukan hubungan pacaran apalagi melakukan adegan seperti dalam cerita sex, walau pernah juga ada yang menembakku waktu aku sekolah dulu.

Banyak yang bilang kalau wajahku mirip dengan artis lawas Maudy, bahkan cara ngomongku juga kata orang begitu lembut. Tapi penampilanku yang masih seperti orang kampung agak menutup kecantikanku, sampai di kota aku segera mencari alamat yang aku pegang. Dan angkot yang aku tumpangi berhenti di sebuah rumah, akupun memencet bel karena waktu juga menunjukkan jam 9 malam.

Seorang wanita paruh baya membukakan pintu “Maaf mencari siapa..” Katanya menyapaku, akupun menjawab “Ini bu.. saya dapat alamat ini..katanya saya akan menemukan pekerjaan di sini..” Dia mengambil alamat yang aku bawa “Ooohh.. benar silahkan masuk…” Perempuan tadi langsung membawaku masuk kedalam, rupanya disana sudah banyak wanita sepertiku juga.

Singkatnya akupun tinggal disana dan dapat pelajaran cara bekerja sebagai asisten rumah tangga. Sampai akhirnya sebulan lebih akupun mendapat seorang majikan, dia menginginkan aku untuk menjaga anak mereka yang masih berusia 8 bulan. Pasangan ini masih muda aku lihat, dan di dalam rumah ini pasangan ini hanya tinggal bertiga dengan anak yang masih balita.

Ada juga seorang pembantu rumah tangga namun dia tidak menginap, sore hari dia pulang. Dan tinggallah aku sendiri apalagi majikanku sering tidak pulang, katanya mereka bekerja namun majikan priaku aku biasa memanggilnya pak Arka, dia seorang pria yang begitu baik. Begitu juga padaku meskipun aku hanya pengasuh anaknya lain dengan istrinya bu Rani dia seolah tidak memperdulikan aku yang menjaga anaknya.

Bahkan ketika ada temannya datang ke rumah, nyonya Rani menyuruhku untuk tidak keluar kamar dengan anaknya. Karena itupun tidak sering keluar dari kamar apalagi kalau hanya ingin melihat pemandangan di luar aku bisa melihatnya dari balkon kamar si kecil, yang juga merupakan kamarku. Sering juga aku mendengar majikanku bertengkar bahkan dapat aku dengar dengan jelas ketika nyonya menghina suaminya.

Sebagai wanita aku merasa kasihan pada tuan Arka yang lebih sering berada di rumah sepulang dari kerjanya. Dia lebih perhatian pada Resya anak mereka yang kini aku asuh “Wah Resya sudah gede ya…” Kata tuan Arka ketika melihat perkembangan anaknya “Gin..Minggu ini kita akan pergi jalan-jalan keluar kamu siap-siap ya..” Aku senang sekali mendengar kata jalan-jalan dari tuan Arka.

Karena selama berada disni aku belum pernah pergi kemanapun paling hanya menemani nyonya belanja ke mal. Dan hari minggu yang di rencanakan telah tiba, namun sepertinya ada kesalahan karena hingga agak siang nyonya belum juga pulang “Ya sudah Gina..kita berangkat bertiga saja ” Trenyuh hati ini melihat tuan Arka, kamipun sampai di sebuah tempat wisata.

Kami bercanda disana bahkan tuan Arka tidak canggung berfoto denganku, dan banyak yang mengira kalau kami pasangan suami istri. Aku malu mendengar orang berkata kalau kami pasangan yang serasi sedangkan tuan Arka hanya tersenyum menanggapi perkataan orang tersebut. Ketika aku menggendong si kecil dan memberinya pada tuan Arka secara tidak sengaja tangannya mengenai toketku.

Berdesir hatiku saat itu bahkan aku terperanjat sampai tidak bergerak sedikitpun. Rupanya tuan Arka tahu kalau aku salting, dia bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Sampai akhirnya kami pulang dan melihat rumah masih dalam keadaan sepi, segera aku menyalakan lampu setelah menidurkan si kecil. Lalu akupun tiduran karena akupun sudah mandi bahkan sudah makan di luar tadi.

Teringat kejadian tadi aku begitu gugup, selama ini aku tidak pernah di sentuh oleh laki-laki manapun apalagi sampai melakukan adegan seperti dalam cerita seks. Sampai akhirnya aku di buat terkejut lagi ketika tuan Arka masuk kedalam kamarku “Sudah tidur Gina..” Kata tuan Arka, dan bibirku masih terkatup hanya melihatnya mendekati si kecil lalu menciumnya.

Aku yang berdiri di samping tuan Arka masih terdiam, ketika tuan hendak pergi akupun mengantarnya sampai depan pintu. Pikirku aku akan menutup pintu setelah dia pergi namun ketika dia berdiri sambil menatapku, aku semakin gugup di tambah tuan Arka mendekatkan wajahnya padaku dan dalam sekejap dia sudah menyentuh bibirku. Aku benar-benar gugup kali ini.

Dia menekan tubuhku sambil memegang kedua bahuku, hingga akupun terjungkal di atas tempat tidur. Tubuh Tuan Arka sudah berada di atas tubuhku “Eeeeeehhhmmmm… tuaaaann… aaaagggggghh… aaagggggghh….” Bukannya menarik tubuhku tapi aku menikmatinya, setelah itu tuan Arka membuka baju yang aku pakai dan aku membiarkannya ia melakukan hal itu.

Hingga akhirnya akupun dalam keadaan telanjang bulat, lama tuan Arka menatap tubuhku. Dan aku memegang kedua tetekku “Gina.. aku sayang kamu…” Bisiknya sambil meraba tubuhku dengan lembut, getaran di dalam tubuhku semakin menjadi apalagi seperti dalam adegan cerita sex tuan Arka memasukkan kontolnya ke dalam lubang kemaluanku dan dia mengalami kesulitan melakukan hal itu.

Hingga akhirnya diapun bisa melakukannya dan “Oooouuuggggghhh… aaaggggggghhhh… ooouuugggghhh…. aaaaaaggghhhh… aaaggggghhh…” Nikmatnya kurasa dalam setiap getaran tubuhku, dan semakin lama tuan Arka semakin cepat beregerak di atas tubuhku. Dan sekali-kali dia mencium tubuhku dan berakhir dengan lumatan pada bibirku yang masih pasif membalasnya.

Hingga akhirnya tuan Arka mengerang juga “OOouuggghhh… aaaaggggghh… ooouuuggghh… aaaggggghh… aaagggghhh.. Giiin…aaaaaagggghh.. sayaaang…..” Aku terpejam mataku seakan tidak ingin melewatkan hal yang begitu nikmat ini, aku pegang punggung tuan Arka yang mulai basah oleh keringat. Bahkan kini tanganku mulai berani meraba-rabanya.

Atau lebih tepatnya mengelusnya dengan lembut hingga akhirnya aku mendengar tuan Arka mengerang keras “Ooouugggggghhh.. ooouuuggggghh… aaaggggghh… Ginnn… aaagggghh… aaaggghhh… aaaaggggghhh…” Saat itu juga aku merasa memekku penuh dengan sesuatu yang hangat. Dan nikmat sekali rasanya tapi aku tahu kalau itu sperma tuan Arka meskipun aku belum pernah melakukan adegan cerita seks.

Baca Juga : Cerita Dewasa Melampiaskan Nafsu Sexku Pada Ibu Mertuaku

Tubuhku dia dekap dengan mesranya bahkan tuan Arka mencium keningku dengan lembut “Maaf Gina.. tapi terus terang aku menyukaimu dari awal..” Katanya lalu dia kembali mendekap tubuhku, sedangkan aku masih belum percaya kalau habis melakukan adegan seperti dalam cerita sex. Dengan tetesan air mata aku mendekap tubuh tuan Arka hingga kamipun tertidur di dalam kamar itu hingga pagi.

Previous
Next Post »