Cerita Dewasa Bercinta Dengan Anak Tiriku


Cerita Dewasa Bercinta Dengan Anak Tiriku - Setelah hidup menduda selama hampir 3 tahun, akhirnya aku mendapatkan istri kembali dan aku sangat bersyukur karena mendapatkan istri yang sangat cantik, putih mulus dan yang paling penting meski umurnya sudah berkepala 4 namun dalam kehidupan seks dia sangat hebat. Kami berdua tinggal di sebuah apartemen di sekitar Jakarta Barat.

Ukurannya cukup lumayan sekitar 98 m3, dengan 3 kamar tidur dengan kamar mandi di dalam, serta living room yang cukup luas. Kami berdua memutuskan tinggal di apartemen karena memang kami hanya hidup berdua saja, 2 anakku dari perkawinan sebelumnya sudah berkeluarga semua, sedangkan 2 putri istriku dari perkawinan sebelumnya tinggal bersama ayahnya.

Kadang kedua putri istriku itu mampir dan menginap di apartemen kami, jadi memang 2 kamar yang tersisa kami peruntukkan untuk mereka atau tamu yang datang menginap. Putri sulung istriku sudah berkeluarga, jadi dia jarang menginap di apartemen kami. Jadi putri bungsu istriku lah yang sering menginap. Usianya 20 tahun, cantik dengan rambut di cat pirang, mulus dan sexy sekali.

Nama putri bungsu istriku itu, Adelia dan kami sering panggil dengan sebutan Adel saja. Kedua putri istriku itu sampai sekarang masih memanggilku dengan sebutan om, bagiku itu tidak masalah sama sekali, meski aku sebenarnya ayah tiri mereka.

Seperti sudah kujelaskan di atas, kehidupan seks kami berdua masih sangat hot, kami seringkali melakukan hubungan seks ditiap sudut di apartemen kami, apabila aku sedang menonton Tv di sofa, tiba-tiba istriku akan jongkok dan menjilati kontolku, bahkan sampai lubang pantat pun tidak akan lepas dari jilatannya. Jika sedang tidak ada yang berkunjung ke apartemen kami, kami sering tidak memakai pakaian, hanya memakai pakaian dalam saja, bahkan istriku jarang memakai BH, jadi hanya bercelana dalam saja.

Akupun juga sering mengganggu dia, jika dia sedang memasak di dapur, aku langsung menurunkan CDnya dan kujilati, kuemut memeknya yang tanpa bulu (istriku rajin waxing) dan klitorisnya yang bau khas wanita. Kedua toketnya pun ku remas, putingnya yang masih bewarna pink kupilin, kujilat dan kuhisap bak anak bayi yang menyusu pada ibunya, Jika sudah begini acar memasakpun jadi batal.

Dia langsung meminta pindah tempat biasanya ke sofa. Kami melakukan gaya 69, kami saling jilat saling emut, sampai lubang pantat. Itu bisa kami lakukan selama 30 menit dan setelah itu, ngentot pun kami dimulai. Istriku paling suka posisi doggy style, karena posisi ini kontolku yang besar dan panjang, akan masuk semua sampai membentur dinding terdalam memeknya, jika sudah begitu, erangan nikmat dari mulut istriku akan keluar dengan keras.

Istriku, Tata namanya, jika sedang nbgentot atau kujilati memeknya, pasti dia akan mengerang nikmat yang keras dan itu makin menambah gairah sex kami. Meski kadang-kadang aku khawatir juga teriakan nimat kami terdengar oleh tetangga sebelah kami.

Karena kisah ini mengenai putri tiriku Adelia, maka kupersingkat saja kisah sexku bersama istriku. Aku akan langsung menceritakan kejadian yang tidak terduga antara diriku dengan Adelia. Jika Adel berkunjung ke apartemen dan menginap, dia selalu berbusana seksi sekali, hanya mengenakan hot pants jeansnya yang khas anak muda, yang nyaris memperlihatkan bokongnya, montok dan terlihat kenyal, serta mengenakan kaos singklet ketat dan tipis, sehingga punggungnya yang putih mulus itu membuat pria manapun akan ngiler abis bila melihatnya.

Meski begitu, Adelia tetap memakai BH, sehingga putingnya hanya samar terlihat. Kejadian tidak terduga antara aku dan Adelia terjadi kira-kira 2 bulan yang lalu. Hari itu adalah hari Sabtu dimana aku tidak pergi ke kantor. Sebetulnya aku diajak istriku dan mertuaku pergi mengunjungi adik istriku yang tinggal di daerah Bogor.
Namun karena AC kamar kami rusak dan perlu di service, maka putuskan untuk tidak ikut dan menunggui tukang service ac. Jadi hanya istri dan mertuaku saja yang pergi ke Bogor.

Singkat cerita, kurang lebih hampir 2 jam aku menunggui tukang service AC sampai selesai dan setelah itu aku mengisi waktu luangku untuk menonton film dvd yang jumat sore kemarin aku beli di point square. Setelah mandi dengan hanya memakai CD, aku duduk santai di sofa sambil menonton. Sedang asyik-asyiknya menonton tiba-tiba hpku berdering, ku lihat ternyata istriku yang menelpon.

“Halo Mah…ada apa Mah… ” sahutku,
“Pah maaf kayaknya aku pulangnya agak melem deh, karena Tia (nama adik istriku) ngajak kita jalan ke Bandung dulu mau shopping” kata istriku.
“Weekend gini mau ke Bandung?…apa gak macet jalannya Mah?” tanyaku.
“Yaaah mau gimana lagi abisnya Tia maksa sih” jawabn istriku.
“Yaudah kalau gitu, ati-ati dijalan ya, salam buat Tia” pesanku.
“Oke Pah, makasih ya” timpanya.

Aku meneruskan nonton film lagi, film yang aku tonton mengisahkan tentang suka duka kehidupan gladiator di jaman Roma kuno. Jadi di film ini penuh dengan adegan ngentot tanpa sensor, penuh dengan wanita-wanita tanpa busana, pokoknya membuat aku jadi horny. Sambil menonton mengelus-elus batang kontolku yang mulai mengeras. Sayang sekali istriku gak ada ya jadinya aku cuma bisa nahan nafsuku ini.

Mungkin karena capek ditambah habis mandi, mataku gak bisa diajak kompak dan akupun tertidur di sofa. Tidak tahu berapa lama aku tertidur. Ketika perlahan aku membuka mata aku kaget bukan main ternyata Adel sudah di depan TV dan menonton film yang sedang aku tonton tadi. Seketika aku langsung menutup mataku kembali, aku bingung harus bagaimana, apalagi aku cuma memakai CD aja dan aku juga baru sadar kalau kepala kontolku agak tersembul (masih ngaceng rupanya).

Dalam hatiku bertanya, “Kapan anak ini masuk, rupanya aku lupa mengunci pintu apartemen”. Aku masih bingung bagaimana caranya aku bangun dan memulai percakapan mengingat aku hanya memakai CD dengan kondisi ngaceng pula. Akhirnya aku putuskan untuk bersandiwara seolah-olah baru bangun, dan tak mengetahui keberadaan Adel.

“Waaaahhh…” aku menguap, aku berlagak merenggangkan badan seolah baru bangun tidur.
“Lho Adel…kapan kamu masuk, maaf ya om ketiduran jadi gak tau,” kataku sambil berlagak mengucek mata. Dan mengatur nafasku agar terlihat biasa.
“Lumayan om, udah sejam an om. Om Tio lupa kunci pintu, jadi Adel bisa masuk deh…” kata Adel sambil melirik ke arah ku.
“Tadinya mau aku bangunin, tapi gak jadi, kayaknya nyenyak banget, ya udah Adel diemin aja om” sahut Adel sambil tersenyum manis. “Iiihh anak ini kok makin cantik dan bikin nafsu aja” kataku dalam hati. Dan tidak sadar aku pukul kepalaku sendiri, “Heh jangan mikir macem-macet” batinku.
“Kenapa om? pusing ya?” katanya terheran-heran melihatku memukul kepalaku sendiri.
“Oh nggak kog, om lupa aja ternyata cuma pakai CD aja dan ada kamu, bentar ya om pakai celana dan baju dulu” sahutku sambil
berdiri dan mau beranjak dari sofa.

“Santai aja om, Adel gakpapa kok” jawab Adel yang sangat mengejutkanku.
“Adel juga sering lihat kog, kalau om dan mama sering bercumbu cuma pakai daleman aja, jadi santai aja om, kan Adel anak om
juga…” katanya lagi.
“Waduh tau dari mana nih anak…” kataku dalam hati.
“Oya Del, Mamamu pergi ke rumah tante Tia dengan Oma” kataku memberitahu.
“Adel tau kog om, tadi sebelum kesini Adel telpon mama dulu dan mama bilang ada om di apartemen, makanya Adel kesini” sahut Adel.

Sekilas aku melihat waktu Adel ngomong, kulihat matanya sambil melirik ke arah kontolku, untuk menghilangkan ke grogianku aku langsung berdiri dan beranjak ,menuju ke dapur.

“Om mau bikin kopi, Adel mau dibikinin apa?” kataku.
“Gak usah om, tadi Adel habis minum wine yang ada di meja dapur, gakpapa kan om Adel minum winenya?”
“Iya gakpapa donk, kalau mau lagi om masih punya tuh ada di lemari dapur buka aja kalau kamu mau” jawabku sambil sibuk mengaduk kopi lumayan lama aku mengaduknya untuk menghilangkan rasa grogiku tadi.
“Lama banget om bikin kopinya?” tanya Adel curiga.

Mendengar itu aku segera balik ke sofa lagi dan ketika aku baru duduk di sofa tiba-tiba Adel beranjak dari sofa di sisi kanan Tv, ke arah sofa yang menghadap TV dan duduk di sebelah aku. “Waduh makin kisruh nih jadinya aku” batinku.
“Nonton dari samping gak enak om, Adel duduk disini gakpapa kan om?” katanya. Aku tidak menjawab hanya mengangguk saja. Grogi abissss.

Adegan di film sudah tak menarik lagi bagiku, tapi mataku pura-pura menikmati setiap adegannya. Pikiranku sudah melayang gak karuan, binguna mesti ngapain, mana kontolku masih ngaceng aja, apalagi ditambah duduk disamping gadis seksi yang cantik dan putih mulus. menambah keras batang kontolku. Apalagi saat itu Adel cuma memakai hot pants dan singklet tipis, yang membuatku jadi bernafsu.

Aku berusaha membuang pikiran nakalku, bagaimanapun Adel adalah anakku juga sekarang meski cuma anak tiri. Gak boleh terjadi apa-apa, demikian pikiranku coba membuang pikiran nakalku. Sesekali aku melirik ke arah Adel. tentunya tanpa sepengetahuan Adel. Sesekali Adel memijat-mijat betisnya sendiri.

“Kenapa dengan betismu Del?” tanyaku.
“Agak pegel nih om, kemarin lift kampus rusak jadi terpaksa naik turun menggunakan tangga darurat” jawab Adel.
“Ooooh…” jawabku singkat dan tak menunjukan reaksi apapun, Tapi lagi-lagi Adel mengagetkanku.
“Om capek ga?” tanya Adel sambil menoleh kearahku dengan posisi wajah dekat dengan wajahku.
“Gak tuh…kan abis tidur” jawabku tanpa menoleh, khawtir ketahuan grogiku.
“Kalau Adel minta tolong untuk mijit betis Adel mau gak?” tanya yang membuatku kaget.
“Gakpapa Del, sini om pijit” jawabku sekenanya karena sudah gak tahu harus bicara gimana lagi.

Dan tanpa basa basi lagi Adel langsung mengambil posisi tengkurap dengan kakinya ditumpangkan di pahaku. Betisnya yang putih mulus sekarang berada persis di atas kontolku yang sudah mengaceng dengan sempurna. Jadi ketahuan Adel deh kondisi kontolku.

Perlahan, aku mulai menyentuh betisnya, mulai memijat.Benar-benar mulus betis ini. Mataku juga melirik ke arah paha dan bokongnya yang menyembul, duhhh gak tahan melihatnya. Karena sudah tidak konsen lagi, pijatan aku jadi berubah menjadi elusan, aku benar-benar terbius dengan kemulusan betis Adel.

“Om kok pijatannya berubah jadi elusan sih” kata Adel manja. Kaget aku mendengar perkataannya, segera aku kembali memijat.
“Paha sekalian ya om” pinta Adel. Aku semakin gugup, aku harus memijat paha mulusnya. Ku pijat perlahan kadang sambil ku elus, bahkan tanpa disuruh bokongnya yang indah itu juga kupijat dari luar celananya dan kutekan perlahan secara bergantian.
“Waah… enak sekali pijatmu om” kata Adelia yang mulai terangsang dengan pijatan dan elusanku di paha dan di bokongnya.

Seperti memberi sinyal, aku pun semakin berani dengan memasakukan jari tanganku disela-sela hotpantsnya, sekarang benar-benar menyentuh kulit bokongnya, dan sesekali jari-jariku menyentuh lubang anusnya. Setiap kali ku sentuh Adelia bergelinjang, dan ada kedutan kecil disekitar bokongnya.

AKu tahu sekarang Adelia sudah terangsang berat. Aku makin tidak perduli lagi, dan sudah tidak malu-malu untuk menyentuh mengelus paha dan bokongnya, lubang anusnya kuusap dengan kedua jari telunjuk.
“Aaahhh…om geli om…enak om…terus om…” erangnya manja. Aku makin bersemangat, pikiranku hanya satu, ingin menjilat dan mengemut seluruh tubuh anak tiriku ini.

Posisi Adel saat ini masih tengkurap. Tanpa takut lagi aku memasukan tanganku ke depan dan membuka kancing celana hotpantsnya, Adel diam saja, sambil terus mendesah. Lalu kuteruskan dengan menurunkan hotpantsnya. Adel tetap diam saja dengan perlakuanku. Lampu hijau benar-benar sudah menyala kataku dalam hati, aku senang sekali siang ini.

Kini Adel sudah tidak memakai apa-apa lagi disekitar pangkal pahanya. Terpampang paha dan bokong yang mulus di depanku dan siap dinikmati. Kuturunkan betisnya dari pahaku, aku beranjak ke sisi samping Adel, dan berjongkok. Karena sudah tidak tahan, aku langsung menciumi paha Adel, kujilati, sambil tanganku memijat perlahan kedua bokongnya. Terus kujilati pahanya.

“Ssstthhh…aahhh…enak banget om…” desahnya.

Jilatanku berpindah ke arah kedua bokongnya. Kujilat bokong indah ini, kugigit lembut, dan kubuka bongkahan bokongnya, terpampang lubang anus yang indah, segera kujilati lubang tersebut. Sadar atau tidak, dia sekarang sedikit menungging, dengan posisi ini aku jadi bisa melihat memek Adel.

Indah sekali, tanpa ditumbuhi bulu. Warnanya agak kemerahan. Dengan segera aku jilati memek yang indah ini. Kuemut bibir memeknya yang masih perawan, bibir memek Adel tidak menggelambir, masih merekat erat, benar keruntuhan rejeki.

Kujilati dan kukulum bibir memek Adel, pelan-pelan dengan jariku kubuka sedikit memeknya, lidahku mulai menjilati didinding memek Adel, kucari klitorisnya, kuemut dan kujilati. Tubuh Adel bergelinjang ke kiri dan ke kanan,

“Aaahhh..oommm…enak om terus omm…” desah Adel.

Dari gerak tubuhnya yang semakin liar, aku tahu bahwa sedikit lagi Adel akan mencapai orgasmenya, aku makin semangat mengemut dan mengulum klitorisnya, kumasukkan lidahku ke dalam memeknya yang sudah basah bahkan sampai menetes. Kutelan habis cairan yang keluar dari lubang memeknya, terus kujilati kuemut, bahkan kusedot kuat klitorisnya.

“Aaauuuhhh…aaahhhh….” teriak Adel dengan tubuh mengejang, Adel telah mencapai orgasmenya yang pertama.
Tubuh Adel lalu melemas kemudian mendadak dia membalikkan tubuhnya sehingga posisinya menjadi terlentang. Aku berdiri dan duduk di samping sofa. Kupandang tubuh dan wajah yang indah ini, mulus, putih tanpa noda, tanpa gundukan lemak, kencang sekali, tubuh khas wanita muda. Adel masih terpejam menikmati orgasme yang baru saja dia raih.

Tak tahan melihat wajahnya yang cantik dan bibirnya yang indah, aku langsung menciumnya, kujilati seluruh wajahnya, lehernya, dan berhenti di bibirnya, kukulum dan lidahku masuk ke dalam mulutnya. Adel pun membalas ciumanku, lidahku disedot dengan kedua tangannya melingkar di leherku seolah tidak mau melepaskan kepala ku. Kami saling menjilat dan saling menyedot.

Tanganku tidak tinggal diam kumasukkan ke dadanya yang masih tertutup BH. Kupilin lembut putingnya. Tangan kiriku berusaha membuka kaitan BH Adel. Klik..berhasil. Sambil tetap mengulum bibirnya, kutarik ke atas kaos dan BHnya. Kini kedua toketnya yang kencang dan puting berwarna pink terpampang di depan mukaku.
Kuremas dan kupilin putingnya. Jilatanku turun ke arah kedua toketnya. Tanpa ragu langsung kuciumi, kujilati dengan rakus kedua toket dan putingnya bergantian. Sesekali kugigit lembut putingnya. Gairah Adel kembali bangkit.

“Enak sekali om…aahhh…terus sedot puting Adel ommm…aaaahhh” desahan Adel yang semakin gak karuan.
Tubuhnya melenting ke atas. Tanganku tidak mau tinggal diam. Sambil terus mengemut dan menjilat toketnya, tanganku turun ke selangkangannya. Kuremas lembut, jariku bermain di klitorisnya, kuusap-usap, sesekali kumasukkan jariku ke dalam lubang memeknya yang sudah basah sekali.

Dua jariku tengah dan manis, masuk ke dalam memeknya, kudorong maju mundur secara perlahan dan lembut, takut Adel merasa sakit. Aku merasakan kalau kontolku seperti diremas-remas. Ternyata Adel sudah menurunkan celana dalamku, dan sambil mendesah, tangannya meremas-remas kontolku, rasanya enakkk dan nikmat sekali. Tiba-tiba Adel mendorong kepalaku.

“Om, ayo berdiri…” pintanya sambil tersenyum manis.
Tanpa menunggu perintah lagi akupun langsung berdiri. Kontolku berdiri dengan gagahnya. Adel lantas mengambil posisi duduk. Dan tanpa basa basi lagi, segera kontolku itu dijilatinya, dikulum-kulum, bahkan kontolku di masukkannya kedalam mulutnya, disedot kuat sekali. Benra-benar nikmat. Aku sudah lupa diri, sudah lupa bahwa Adel adalah anak tiriku….

“Ayo sayang jilat terus…sedot yang kenceng yaaa…aaahhhh…nikmat sekali…” desahku.
Adel semakin semangat, kedua bijiku tak luput dari jilatannya. Bahkan sampai lubang anusku pun dijilatinya, aduhhhh nikmatnya. Adel kemudian menghentikan kegiatannya dan berkata,
“Masukin sekarang yuk om…Adel udah gak tahan” rengek manjanya.

Sebetulnya aku takut ngentot dengannya, takut dia hamil, wah bisa berabe. Melihat aku agak ragu, kemudian Adel menarikku sehingga aku terduduk dan dia lalu duduk di atasku. Kontolku dipegangganya dan di arahkan lubang memeknya. “Bleeesss…” akhirnya masuk juga kontolku ke dalam lubang memeknya.

“Aaaahhh…enak om…kontolmu gede dan keras” rancu Adel. Adel mulai bergoyang maju mundur. Kami berpelukan erat. Berciuman penuh nafsu. Kedua toketnya kurema-remas. Adel pun seolah lupa kalau aku adalah ayah tirinya, dia sudah lupa menyebut aku dengan om dan berubah menjadi sayang.
“Aduh sayang…..enak banget, aku sayang banget kamu….aku jadi jatuh cinta padamu…” kata Adel hilang kendali. Adel benar-benar sudah dipenuhi nafsu…..

“Nikmat banget sayaaang…aahhhh…” desahnya lagi. Kupeluk tubuhnya erat.
Kusedot kedua putingnya yang menggelantung dihadapanku. Kujilati lehernya. Bibirnya, lidahnya semuanya tak luput dari jilatan dan emutanku. Tak lama kemudian Adel pun akhirnya mencapai orgasmenya untuk yang kedua kalinya,

“Aaaaaahhh…sayaaang aku keluaaarrr…aaahhh…” teriaknya sambari tubuhnya mengejang. Aku dipeluknya erat sekali sehingga sulit bernafas.
Adel memandangku sambil berkata “Sayang kamu belum oragasme ya?” tanyanya, tanpa menjawab kucium bibirnya.
“Kugoyang lagi yaaaa….” katanya. Adel kembali menggoyangkan bokongnya. Kontolku terasa seperti di remas-remas di dalam lubang memeknya, nikmat sekali. Setelah 15 menit berlalu akhirnya aku tak tahan juga,
“Aku hampir keluar sayang, mau dikeluarin didalam atau diluar?” tanyaku sambil memeluknya.

“Terserah sayang…aku juga mau keluar lagi….aaaahhh….” Dan tanpa bisa dicegah kamipun mencapai orgasme bersamaan. Adel kembali mecapai orgasmenya untuk yang ketiga kalinya.
Kami masih berpelukan dan posisi Adel masih duduk di atas pahaku. Kupandangi wajahnya yang cantik. Kucium lembut bibirnya. Kami saling menatap. Kembali kucium lembut bibirnya.

“Makasih sayang aku sayang kamu” kataku.
“Sama-sama sayang, aku juga sangat sayang kamu….” sahut Adel lirih.

Baca Juga: Cerita Dewasa Ngentot Dengan Ibu Guru Yang Masih Perawan

Kami tidak tahu apa yang akan terjadi akibat hubungan ini. Seolah kami tidak peduli. Sekarang kami hanya ingin memanfaatkan waktu yang sangat berharga ini berdua saja.
Previous
Next Post »